Komunikasi antara manusia dengan ChatGPT merupakan sebuah model komunikasi baru yang semakin populer. Namun, teori komunikasi tradisional tidak dapat menjelaskan komunikasi ini, karena ChatGPT sebagai mesin bukan hanya berperan sebagai media tapi berperan juga sebagai komunikator. Penelitian ini menggunakan teori communicative artificial intelligence untuk melihat interaksi antara manusia dengan ChatGPT yang difokuskan kepada aspek fungsional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi NVivo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek fungsional pada proses komunikasi antara manusia dengan ChatGPT adalah atribut ChatGPT, bentuk interaksi yang terjadi, gaya interaksi antara manusia dengan ChatGPT, pengaruh dari interaksi tersebut, dan pandangan manusia terhadap ChatGPT.Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa komunikasi antara manusia dengan ChatGPT tidak bisa disamakan dengan komunikasi antara manusia dengan manusia. Dalam interaksi ini, ChatGPT memiliki keterbatasan tersendiri yang membedakannya dengan manusia. Perbandingan komunikasi manusia-manusia dengan komunikasi manusia-mesin menunjukkan bahwa mesin dalam konteks komunikasi berfungsi sebagai mitra yang unik, terbatas pada respon berbentuk teks, dan memiliki peran ganda sebagai komunikator dan media. Namun, batasan pada kemampuan empati, pengalaman pribadi, dan penilaian subjektif menjadikan literasi AI sebagai faktor kunci dalam efektivitas komunikasi manusia-mesin.