Belakangan ini makin sering kita mendengar kata-kata storytelling. Banyak karyawan yang karirnya meningkat pesat karena dia jago storytelling. Banyak pemimpin yang semakin bersinar karena kemampuan storytelling yang mumpuni.
Storytelling menjadi hal penting untuk hampir semua orang—baik untuk pribadi maupun perusahaan, baik untuk karyawan maupun untuk para pemimpin.
Storytelling sudah penting sejak dulu, dan era digital membuat storytelling jadi semakin penting. Era digital membuat cerita bisa viral dengan cepat sehingga terkadang membuat kita terjebak sekadar membuat sensasi tanpa esensi.
Storytelling bukan sekadar belajar public speaking. Ada Banyak orang yang sangat baik melakukan public speaking, tetapi pada saat bercerita, ceritanya tidak menggerakkan. Ceritanya biasa saja. Ceritanya bahkan dengan cepat terlupakan.
Bukan hanya di tataran individu, begitu banyak brand yang juga melesat karena kemampuan mereka bercerita. Menjadi merek yang bukan hanya dikenal tapi juga dicintai, membutuhkan kemampuan bercerita yang baik.Dalam perjalanan karier saya dan Umay, kami juga menyaksikan banyak merek yang menghambur-hamburkan uang mereka dengan cerita yang tidak relevan dengan produk atau jasa mereka. Buku ini mulai dipersiapkan dan dirancang sejak mulai banyak perusahaan juga individu yang terjebak cerita penuh sensasi tanpa esensi.
Buku ini akan bercerita tentang pengalaman serta berbagai contoh praktis dari berbagai industri, bagaimana kita bisa bercerita dan membuat sensasi yang ada esensinya. Bagaimana kita bisa menyajikan Meaningful Storytelling.