Otoritas ilmu pengetahuan sempat terbelenggu dengan adanya pandangan bebas nilai terhadap epistemologi dan metodologi dari ilmu yang dibangun untuk melawan pandangan metafisik dengan analogi yang tidak berdasar. Hal ini dikuasai oleh pandangan-pandangan ilmu alam yang mengukur serta menyamakan gejala sosial sama dengan ilmu alam. Pernyataan Rene Decrates mengenai kembali pada rasionalitas “aku berpikir, maka aku ada” pada dasarnya lebih mendukung pengukuran ilmu pasti yang memperhatikan gejala yang pasti (tentunya didasarkan pada sebuah hasil eksperimen dan pengamatan hanya) dan jelas tidak berspekulasi, tidak mendasarkan keyakinan yang didasarkan atas keyakinan transendental, tidak memerlukan proses hermeneutis sehingga manusia harus mau terikat dalam hasil empiris.