Kondisi bangsa Indonesia saat ini sedang dirundung nestapa akibat mengguritanya korupsi yang masih secara khidmat meneruskan kegiatannya tanpa ada tanda-tanda bahwa korupsi akan menjadi sesuatu yang tabu, seolah-olah korupsi sudah menjadi bagian sehari-hari dari dunia politik Indonesia. Setelah lebih dari 20 tahun reformasi, perjalanan pemberantasan korupsi di bangsa Indonesia tercinta masih terus berlangsung bagaikan perjuangan yang amat panjang yang tak ada seorangpun yang tahu kapan akan berakhirnya. Meski demikian, semangat bersama melawan korupsi tidak seharusnya menjadi pupus. Ada secercah cahaya di tengah gulita dan ada secercah harapan di tengah kejamnya korupsi yang menggerogoti bangsa ini.Tak diragukan lagi, Bibit Samad Rianto kini menjadi simbol perlawanan terhadap koruptor. Dalam catatan Bibit, di negeri para bandit ini rata-rata terjadi 37 korupsi dalam sehari. Jangan heran bila Indonesia masih bertengger di posisi buncit dalam Indeks Persepsi Korupsi yang dirilis tiap tahun.
Buku ini hadir untuk mengambil posisi objektif, tanpa perlu menuduh salah satu lembaga maupun individu manapun sebagai sumber utama korupsi yang masih saja berlangsung hingga saat ini, melainkan mengajak segenap warga negara Indonesia untuk dapat bersatu, mengambil peran masing-masing, bergandeng tangan dan mencari akar permasalahan, serta solusi untuk memecahkan isu korupsi di bangsa kita tercinta, Indonesia. Agar kelak penerus kita selanjutnya dapat terbebas dari kungkungan Indonesia yang ada dalam cengkeraman tindak pidana korupsi.