Salah satu permasalahan yang menjadi pusat perhatian seluruh kalangan saat ini adalah permasalahan layanan monitoring kesehatan. Banyak sekali pasien yang mengalami kematian diakibatkan lambatnya penanganan oleh dokter kepada pasien. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem monitoring kesehatan wearable yang memiliki biaya yang murah dan dapat dioperasikan oleh seluruh kalangan. Salah satu komponen penyusun dari sistem tersebut adalah antena transmiter, maka dari itu pada penelitian ini akan difokuskan dalam merancang antena transmitter pada sistem monitoring kesehatan wearable. Antena transmitter yang dirancang adalah sebuah antena reconfigurable wearable berbasis 5G yang memiliki keunggulan yaitu transmisi data yang fleksibel beserta integrasi terhadap teknologi 5G yang menyebabkan kecepatan transmisi data kesehatan menjadi sangat cepat dan sistem monitoring kesehatan menjadi realtime dan konstan.
Pada penelitian ini, sifat reconfigurable antena tercapai oleh hadirnya switch berupa dioda PIN dan brick berupa coppertape. Untuk mendukung sifat wearable dari sistem monitoring kesehatan, bahan substrat yang digunakan harus berupa bahan substrat tekstil. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan karakterisasi bahan substrat yaitu empat bahan substrat yang terdiri dari bahan fleece, bahan felt, bahan denim dan bahan kulit. Dilakukan juga karakterisasi jenis switch yaitu switch mekanik berupa brick dan switch elektrik berupa dioda PIN.
Hasil pengukuran yang paling mendekati hasil simulasi didapatkan pada antena dengan bahan fleece menggunakan switch mekanik. Pada kondisi switch off, didapatkan nilai returnloss sebesar -25,63 dB, VSWR sebesar 1.01, bandwidth sebesar 183 MHz, gain sebesar 7,864 dBi, SAR sebesar 0.0162, polarisasi elips dan polaradiasi unidireksional. Pengujian bending juga dilakukan pada antena tersebut dan didapatkan perubahan bandwidth dan VSWR seiring bertambahnya derajat bending. Pada saat switch bernilai on, seluruh bahan substrat dengan kedua switch yang diujikan mengalami pergeseran frekuensi yang jauh dari hasil simulasi sehingga parameter antena pada frekuensi 2,6 GHz menjadi tidak optimal. Terjadi kesesuaian antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran bahwa bahan substrat dengan nilai loss tangent yang besar akan memiliki bandwidth yang lebar namun nilai gain yang didapatkan bernilai kecil. Terjadi kesesuaian antara hasil pengukuran dan hasil simulasi bahwa semakin kecil nilai permitivitas suatu bahan, maka nilai gain akan semakin besar. Didapatkan juga pada hasil pengukuran nilai gain switch mekanik lebih besar dari nilai gain switch elektrik.