ABSTRAK
Kereta adalah salah satu transportasi umum yang paling aman, efektif, dan efesien untuk memobilisasi manusia dan barang dalam jumlah besar. Sistem kontrol kereta tanpa masinis menjadi populer didunia khususnya, teknologi ini sudah ada diterapkan selama beberapa tahun
,Namun untuk sistem kereta api di Indonesia masih kurang baik terhadap pemilihan block signalling pada kereta api. Block Signalling merupakan sebuah persinyalan dengan membagi lintas menjadi beberapa blok dan setiap blok hanya boleh diisi satu kereta dalam satu waktu. Block Signalling mempunya dua jenis yaitu fixed block dan moving block. Di Indonesia sistem pengoperasian kereta masih banyak menggunakan sistem fixed block, Pengertian fixed block ialah panjang setiap block adalah tetap, dalam arti awal blocknya adalah di suatu stasiun dan berakhir ketika bertemu stasiun selanjutnya. Penggunaan fixed blok pada lintas yang dilalui beberapa jenis kereta seperti kereta lokal, kereta high speed dan kereta barang. Yang menjadi masalah utama kekurangan dari sistem fixed block adalah jumlah kereta yang di lintas terbatas karena harus menyediakan open block secara manual dan juga buffer sebagai penghalang di ujung rel kereta api.
Untuk meningkatkan kualitas sistem pengoperasian kereta, koordinasi kereta gerakan kereta dan efesiensi sistem kontrol kereta otonom (ATCS). Maka kami merancang sistem kereta menjadi moving block, Moving block merupakan sistem persinyalan berdasarkan memblok zona di masing-masing kereta agar menjadi lebih mudah identifikasi posisi kereta secara tepat, cepat, aman, dan juga dapat memperkecil resiko tabrakan antar kereta. Untuk penelitian kami memberikan tiga kontribusi utama yaitu, mengetahui kecepatan kereta, mengatur jarak aman antara kereta dengan kereta lain nya, dan kereta dapat berhenti sesuai titik pemberhentian nya dan dapat dimonitoring secara real di smartphone.
Setelah dilakukan pengujian dan analisis di penelitian kami mendapatkan perbandingan kecepatan kereta (KRL) dengan prototype adalah 1: 50 dan kami membagi kecepatan kereta menjadi 3 mode yaitu dengan kecepatan maksimal (fast) dari kereta real (KRL) yaitu 63,4 Km/jam dan kecapatan di prototype 1,26 Km/h, kecepatan rata-rata (middle) kereta real (KRL) yaitu 50 km/jam dan di prototype 1 km/jam lalu yang terkahir mode (slow) di Kereta real (KRL) yaitu 39,4 km/h dan di prototype 0,78 km/h, sistem itu kami sematkan dikereta prototype kami yang pertama, dan untuk pengaturan jarak aman kami menyematkannya di kereta prototype