Maraknya kasus korupsi yang terjadi di pemerintahan kota/kabupaten, meningkatnya kasus Korupsi di bidang kesehatan setiap tahunnya, juga wilayah Jawa Barat yang termasuk dalam tiga besar daerah dengan kasus korupsi terbanyak, serta banyaknya ASN/PNS yang terlibat dalam kasus korupsi dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah juga menurunnya kinerja pemerintahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung terhadap korupsi menggunakan teori Fraud Hexagon yang terdiri dari faktor Pressure, Collusion, Capability, Opportunity, Rationalization, dan Ego sehingga dapat diketahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan seseorang melakukan Korupsi Populasi penelitian ini adalah pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung yang berjumlah 146 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dengan jumlah sampel sebanyak 76 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 26. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari enam varaibel yang diuji, hanya dua varaibel yang memiliki pengaruh yaitu Rationalization yang memiliki pengaruh positif serta signifikan terhadap Korupsi serta Ego yang memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Korupsi. Sedangkan empat variabel lainnya yaitu Pressure, Collusion, Capability, Opportunity tidak berpengaruh terhadap Korupsi. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi tambahan terkait penelitian di bidang fraud hexagon dan Korupsi. Selain itu, melihat hasil yang menunjukkan bahwa sifat merasionalisasikan hal yang mengarah kepada kecurangan dapat menyebabkan seseorang melakukan korupsi, serta adanya ego berupa tingginya harga diri yang dimiliki oleh seseorang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya korupsi, maka penting bagi setiap organisasi untuk selalu melakukan pemantauan serta pemberian sanksi terhadap pelaku yang merasionalisasikan kecurangan. Namun penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain kurangnya referensi pembanding karena Fraud Hexagon yang masih tergolong baru serta penyebaran kuesioner yang dilakukan secara langsung sehingga memerlukan waktu yang lama.
Kata Kunci: Fraud Hexagon, Korupsi, PersepsI