Indonesia adalah negara agraris yang 40% penduduknya memiliki mata pencaharian pada bidang pertanian. Sektor pertanian sendiri memiliki fungsi sebagai penyedia pangan masyarakat, pengurangan kemiskinan, pelopor lapangan kerja, dan sebagai sumber pendapatan Masyarakat. Dalam pertanian, diperlukan seseorang untuk mengkomunikasikan program dan perkembangan teknologi pertanian kepada masyarakat tani supaya dapat mempermudah sektor pertanian. teknologi pertanian telah membawa dampak positif dalam kesejahteraan perekonomian dan memperbudah sarana prasarana untuk bercocok tanam dan perawatan pada pertanian. Gantiwarno merupakan salah satu kecamatan yang sebagian besar lahan pertaniannya merupakan lahan basah. Lahan basah adalah lahan yang sifat tanahnya jenuh dengan air, serta ekosistemnya dikendalikan oleh air. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan kualitatif deskriptif serta menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara kepada 4 informan kunci dan 1 informan ahli untuk melengkapi data. Peneliti menarik kesimpulan bahwa komunikasi penyuluhan pertanian pada lahan basah di wilayah Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah menggunakan metode komunikasi SMCR yaitu: source sebagai sumber pemberi pesan saat dilakukannya penyuluhan, message pesan yang disampaikan dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, channel media sangat penting untuk mempermudah penyebaran dalam penyuluhan pertanian, receiver atau penerima pesan dapat menerima pesan dengan baik agar mampu mengarahkan ke arah baik.