Sarung Majalaya merupakan produk kebudayaan asal Majalaya yang sempat populer di kancah internasional dan nasional sejak tahun 1920 hingga tahun 1960-an. Namun kini nama Sarung Majalaya tidak lagi populer karena beberapa faktor, salah satunya adalah tidak dapat bersaingnya pengusaha lokal dengan pengusaha asing baik dari segi manajemen, penguasaan pasar, dan modal sehingga produksi sarung majalaya sejak tahun 1970 terus mengalami penurunan. Kini sangat sulit menemukan produk kebudayaan Sarung Majalaya sehingga informasi mengenai produk ini sangatlah minim dan menyebabkan produk ini tidak lagi populer dikalangan masyarakat khususnya para remaja. Perancangan storyboard dalam film animasi 2D "Maya dan Jalu: Sarung Ajaib" bertujuan untuk menjadi media informasi produk kebudayaan Sarung Majalaya kepada remaja di Majalaya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data mengenai fenomena ini adalah metode kualitatif naratif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi, dan wawancara. Hasil akhir dari perancangan ini adalah storyboard dalam film animasi “Maya dan Jalu: Sarung Ajaib” yang bertujuan sebagai media informasi tentang Sarung Majalaya kepada remaja.