Mengingat kejadian yang diakibatkan oleh obat batuk sirup yang mengandungan Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG) terkait kematian lebih dari 60 anak di Gambia, BPOM melakukan pengawasan yang komprehensif pre dan post-market terhadap produk obat sirup yang beredar di Indonesia. Hal ini berdampak kepada persepsi masyarakat terhadap seluruh obat batuk sirup di tanah air, tak terkecuali OBIDA yang sebenarnya tidak memiliki kandungan DEG dan EG. Atas dasar itulah penulis membuat penelitian berupa perancangan strategi promosi obat batuk. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta AISAS sebagai model analisis. Hasil dari rancangan berupa kegiatan brand activation event dalam bentuk desain below the line.