Kekerasan seksual terhadap remaja merupakan salah satu masalah kesehatan global yang dialami oleh anak di dunia. Merujuk dari maraknya tingkat kekerasan seksual yang terus terjadi sejak tahun 2021 di Jawa Barat terkhusus pada daerah Kabupaten Sukabumi, digolongkan sebagai Kawasan dengan tingkat kekerasan seksual tertinggi. Dibutuhkan peran komunikasi orang tua sebagai pembimbing pertama dalam kehidupan remaja untuk mencegah tindak kekerasan seksual. Kekerasan seksual dapat terjadi akibat kurang baiknya komunikasi mengenai kekerasan seksual, adanya rasa malu dan takut untuk mengungkapkan kejadian tersebut kepada keluarga, teman dan penyedia layanan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran komunikasi ibu dalam mengedukasi pencegahan kekerasan seksual pada remaja perempuan. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dalam memandang kompleksitas dunia nyata, didukung dengan metode kualitatif dengan Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara, triangulasi sumber untuk mengukur kreadibilitas data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran komunikasi ibu dan remaja perempuan terkait percakapan seksualitas cukup tinggi karena waktu interaksi yang tidak terbatas sehingga munculnya kebebasan dalam memberikan pendapat. Proses komunikasi ibu yang menerpkan sikap kesetaraan menimbulkan sifat kemandirian anak sehingga dengan adanya penanaman terkait seksualitas serta nilai, aturan dan keputusan menyebabkan munculnya pandangan remaja terhadap pencegahan terjadinya tindakan kekerasan seksual.
Kata Kunci: Komunikasi Keluarga, Peran Ibu, Remaja Perempuan, Kekerasan Seksual