Sepuluh tahun lalu, YouTuber tak bisa disebut sebagai profesi. Seiring pergantian era, generasi dulu memiliki cita-cita yang berbeda dengan cita-cita anak yang lahir beberapa tahun terakhir atau anak zaman now. Jika ditanya, generasi dulu memiliki cita-cita yang konvensional, yaitu ingin jadi PNS, dokter, tentara, dll. Tetapi, anak-anak zaman sekarang memiliki cita-cita yang anti-mainstream, yaitu ingin menjadi YouTuber sukses yang punya banyak pelanggan atau subscriber.
Bagaimana bisa mendapat penghasilan dari mengunggah hal konyol atau nyanyian iseng di situs video daring itu? Namun kini, YouTuber bisa disebut pekerjaan menjanjikan. YouTube memang sebuah fenomena baru yang hangat diperbincangkan masyarakat dunia. Situs berisi jutaan video dari orang-orang di berbagai negara itu bisa jadi ajang pamer talenta maupun curhat. Tidak bisa dimungkiri jika YouTuber saat ini bisa dianggap sebagai profesi yang menjanjikan sama seperti pekerja profesional lainnya. Bahkan tidak sedikit pula YouTuber yang memiliki pendapatan hingga ratusan juta secara mingguan.
Demam YouTube sekarang ini sudah merebak ke berbagai kalangan. Tidak hanya banyaknya orang yang mulai menonton video di YouTube, tetapi banyak orang yang ingin membuat konten video di YouTube. Tentu ini menjadi hal positif karena dengan semakin banyaknya konten di YouTube, artinya pilihan tontonan pun juga semakin beragam. Asal konten video tersebut benar-benar positif dan informatif.
Buku ini akan memberikan informasi mengenai bagaimana mengoptimalkan channel YouTube, hingga bagaimana mempromosikan channel YouTube. Membuat konten di YouTube itu mudah. Tetapi jika ingin membuat yang berkualitas, tentu juga harus berbekal keterampilan dalam mengolah video. Kualitas tidak hanya dari sisi visual saja, tetapi juga isinya yang positif, informatif, dan inspiratif.