Bisnis makanan atau kuliner adalah salah satu bisnis yang banyak diminati oleh masyarakat selain dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi, usaha kuliner juga menjadi salah satu jenis usaha yang menjanjikan untuk dijalankan karena makanan sendiri merupakan kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan data Kemenperin tahun 2021, industri makanan dan minuman di Indonesia menjadi penyumbang terbesar disektor pengolahan non migas sebesar 38,42% pada trwilan II dan berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar 6,66% (Kemenperin, 2021). Menurut data BPS Sulawesi Selatan mengenai komoditas makanan yang dikonsumsi, pola konsumsi per kapita untuk ikan dan udang segar, daging ayam ras/kampung, tahu dan tempe mengalami peningkatan. Melihat jumlah pasar yang besar, maka makanan olahan siap jadi dapat menjadi salah satu pilihan usaha makanan yang praktis dan lezat. Salah satu makanan olahan siap jadi yang populer dan cocok dijadikan usaha adalah makanan dimsum. Dimsum merupakan jenis makanan Cina yang terdiri dari berbagai macam hidangan kecil seperti pangsit, dumpling, bakpao, dan lainnya. Bakul Dimsum Merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak pada bisnis di bidang kuliner yang menawarkan minuman dan makanan olahan daging berupa dimsum dan sudah berdiri dari tahun 2021. Pada saat ini, Bakul Dimsum berencana untuk berpindah ke gerai baru karena jumlah pasar yang terus meningkat namum disisi lain terjadi penurunan jumlah penjualan. Penelitian analisis kelayakan ini bertujuan untuk mengetahui pasar potensial, pasar tersedia, pasar sasaran, dan gambaran kelayakan usaha selama lima tahun yang akan datang. Untuk mengetahui aspek pasar, dilakukan penyebaran kuesioner dan didapatkan persentase dari pasar potensial sebesar 93%, untuk pasar tersedia sebesar 74%, dan untuk pasar sasaran usaha Bakul Dimsum menargetkan sebesar 3,4% dari pasar tersedia. Untuk aspek teknis dan aspek finansial digunakan data sekunder yang didapatkan dari berbagai sumber. Perhitungan kelayakan diproyeksikan selama lima tahun yang akan datang. Hasil perhitungan kelayakan menggunakan nilai MARR sebesar 14,23%, didapatkan nilai NPV (Net Present Value) sebesar Rp66.870.304, nilai IRR (Internal Rate of Return) didapatkan sebesar 56,11%, dan PBP (Payback Period) selama 2,16 tahun. Dikarenakan NPV >0 dan nilai IRR>MARR maka pembukaan gerai Bakul Dimsum dinyatakan layak. Maka dari itu, karena usaha dikatakan layak maka dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui dampak yang dihasilkan terhadap usaha ketika terjadi perubahan yang tidak direncanakan. Pada penelitian ini, analisis sensitivitas digunakan dalam tiga keadaan yaitu kenaikan harga bahan baku dengan nilai kenaikan yang dapat diterima hingga 10%, kenaikan gaji pegawai dengan nilai kenaikan yang dapat diterima hingga 21%, dan penurunan permintaan dengan nilai penurunan yang dapat diterima hingga 5%. Untuk analisis risiko, pengukuran risiko diperoleh total presentase sebesar 5,20%.