Dulu, Gia pernah punya cita-cita, layaknya anak SMA lain yang pasti pernah bermimpi akan menjadi apa saat besar nanti. Membuat skenario di kepalanya sendiri, ingin berkuliah di sini, lalu bekerja di bagian ini, bertemu seseorang yang dicintai, dan hidup bahagia-bagai negeri dongeng. Namun, ketika kehidupan berjalan, cita-cita itu hilang dan tergantikan oleh kenyataan hidup yang ternyata jauh lebih penting.
Well, impian memang tidak salah sih, yang salah adalah ekspektasi terhadap impian tersebut. Manusia memang sering dihancurkan oleh ekspektasinya yang berlebihan, termasuk pemilik nama Ghiana Bimantara. Lahir dari keluarga yang 'biasa' saja, hidup normal layaknya manusia lain, punya keluarga yang sangat mendukung dirinya dalam hal apa pun. Lalu, apa yang salah dengan impiannya? Jawabannya, impiannya tidak salah, yang salah adalah keadaan.
Semuanya harus hancur berantakan saat dia kehilangan sosok yang sangat mendukung mimpi tersebut, ayahnya. Saat di bangku SMA tahun kedua, ayahnya harus meninggalkan keluarga kecilnya karena sebuah kecelakaan tunggal. Di malam itu juga, sang Bunda melahirkan adiknya yang kini baru berusia tujuh tahun.
Semua mimpi yang Gia ciptakan dalam pikirannya, langsung hilang ketika melihat kenyataan yang ada. Sebagai anak perempuan pertama, yang dia bisa lakukan adalah menghidupi keluarganya agar hidup ini terus berlanjut.
Gia tidak pernah percaya dengan kata kebetulan, sampai akhirnya dia bertemu seseorang yang banyak melibatkan kata itu.
Zacky Althero—laki-laki misterius yang memberikan kenangan tak terduga malam itu, kini harus dia temui sebagai seorang atasan di tempatnya bekerja. Sebuah batasan antara atasan dan bawahan itu hilang setiap mata mereka bertemu.
Apakah ini sebuah kebetulan yang menuntunnya menjadi tokoh utama? Atau Gia harus berusaha keras meyakinkan dirinya bahwa kenangan malam itu tidak akan memiliki arti lebih.
Namun di saat ia terus menyangkal, kenapa Zacky seakan memintanya untuk tidak menyangkal apa yang telah terjadi di antara mereka.