Teori retorika Aristoteles berpusat pada pemikiran mengenai retorika yang sering disebutnya sebagai alat persuasi (bujukan). Pada intinya, teori retorika milik Aristoteles menyebutkan efektivitas persuasi ditentukan oleh kualitas komunikator dalam menyampaikan bukti logos (logika), pathos (emosi), dan ethos (etika atau kredibilitas).
Dikutip dari jurnal Sejarah dan Perkembangan Retorika (2005) karya Rajiyem, kata retorika berasal dari bahasa Inggris “rhetoric” dan bersumber dari kata dalam bahasa Latin “rhetorica.” Artinya ilmu berbicara. Retorika diartikan sebagai seni berbicara baik yang digunakan dalam proses komunikasi antarmanusia. Disebut seni berbicara baik karena meliputi kemampuan berbicara dan berpidato singkat, jelas, padat, serta mengesankan.