Membaca kisah hidup Hamka bagai menonton aneka film sekaligus. Film petualangan penuh adegan mendebarkan, film religi yang menyentuh sanubari, dan film romantis yang terasa manis di hati. Hidupnya memang kerap berayun ekstrem dari satu kutub ke kutub lain. Mulai dari penulis roman sampai jadi ulama besar penulis tafsir, dari gerilyawan melawan Belanda sampai dituduh makar dan ditangkap oleh Orde Lama. Tapi di kemudian hari, dia malah diangkat jadi pahlawan nasional.
Kronika dunia Hamka yang dirangkum di buku ini bagai buket dari taman bunga yang luas. Bunga itu wangi, indah warna-warni karena dipelihara secara kolektif oleh banyak hati. Taman bunga yang terhampar itulah hikayat Hamka yang menginspirasi, melintas banyak generasi.
"Walau berjudul sama, film Buya Hamka yang posternya digunakan sebagai kover, bukan merupakan adaptasi dari novel ini. Bahan riset novel ini adalah buku-buku Hamka, wawancara keluarga dan saksi sejarah, serta juga skenario film Buya Hamka.
Jadi film dan novel akan saling melengkapi karena memakai dua medium cerita dan ekplorasi berbeda. Agar mengalami pengalaman universe Hamka yang lengkap, tentu bagusnya tonton filmnya, dan baca novelnya."
-A. Fuadi
Ahmad Fuadi, lahir di Bayur, Maninjau, tak jauh dari kampung Hamka. Penulis novel bestseller seperti Anak Rantau dan Negeri 5 Menara ini adalah alumni Pondok Modern Gontor, Unpad, University of London, dan George Washington University. Selain menulis, peraih banyak beasiswa dan penghargaan bergengsi ini kerap jadi pembicara di 5 benua dan sudah berkeliling ke 55 negara. Beberapa novelnya sudah difilmkan.