ERA REFORMASI di Indonesia yang telah berjalan lebih dari dua dekade sejak 1948, telah menggambarkan dinamika kontestasi politik populis hingar-bingar di tengah demokrasi yang menggeliat. Buku ini memuat ragam tulisan yang memotret dinamika kepolitikan umat Islam, yang bergumul di antara kekuatan-kekuatan politik yang saling bersaing dan bersanding; dipenuhi ragam kepuasan, pun kekecewaan. Partai-partai politik yang bergulat di legislatif dan pemerintahan, seringkali tidak sejalan dengan arus pendapat aneka kelompok kepentingan. Hadirnya kelompok-kelompok penekan yang vokal di ranah yang penuh jargon dan simbol, menambah ramainya kepolitikan tanah air. Di tengah kondisi demikian, muncul kembali isu kontraproduktif dan ahistoris Islam versus Pancasila. Wajah kepolitikan Indonesia pun tak luput dari resultan kontestasi populis, menguatnya politik identitas, hingga tajamnya polarisasi di jagat digital. Demokrasi akan terus menggeliat, disesaki ragam isu kontestatif. Itu semua, akan terus menjadi bahan pengamatan, bagaimana demokrasi menggeliat di negara berpenduduk Muslim terbesar.
Islam, Pancasila, dan Geliat Demokrasi di Indonesia karya M. Alfan Alfian ini memberikan secercah pencerahan agar Pancasila dan Islam tidak terus-menerus diposisikan secara diametral. Pendekatan penulisan yang sociological-oriented (bukan normatif-oriented) sangat relevan untuk generasi saat ini.
Diberi pengantar memikat oleh Fachry All, buku ini mengulas isu-isu keislaman dan keindonesiaan, termasuk ragam tokoh pemberi warna khasanah bangsa.