Ideologi Gender Dalam Studi Islam

Henri Shalahuddin

Informasi Dasar

183 kali
23.01.1003
297.07
Buku - Circulation (Dapat Dipinjam)
6a

Imam Ahmad bin Hanbal, salah satu imam mazhab fiqih tumbuh dengan pendidikan langsung dari ibunya. Setiap hari ibunya bangun sebelum subuh, dan memanaskan air untuk Imam Ahmad, lalu mewudhukannya, menyelimutinya, dan menghangatkan lehernya dengan selendang sang ibu. Lalu diantarkannya ke masjid untuk sholat subuh yang letaknya cukup jauh dari rumahnya.

Di masyarakat Turki Utsmani, menurut Osman Nuri Topbas, jarang sekali didapati orang berkelahi di jalanan, atau suara wanita berteriak-teriak dari pintu, jendela, atau toko. Bahkan dari 26.300 aset wakaf masyarakat Utsmani, 1.400-nya adalah wakaf dari kaum wanita. Le Bruyn dalam karyanya pada 1732 M, menyatakan jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan fisik di seluruh wilayah Utsmani lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat Eropa di satu kota metropolitan.

Demikianlah prestasi sebuah bangsa yang tidak terlepas dari kualitas kaum perempuannya. “You educate a man, you educate a man. You educate a woman, you educate a generation”, kata Brigham Young. “Turks rule the world while their wives rule them”, kata pendeta Protestan Jerman, Salomon Schweigger (w. 1622).

Namun nilai-nilai Islam yang menjaga kualitas perempuan Muslimah sepanjang masa justru oleh kaum pseudo feminis dianggap men-diskriminasi perempuan dalam kehidupan individu, keluarga, dan sosial, khususnya terkait empat isu utama dalam kajian gender. Buku ini menjawab syubhat feminis dalam masalah tersebut.

Subjek

EDUCATION
ISLAM, GENDER,

Katalog

Ideologi Gender Dalam Studi Islam
9786025620997
522p.: ill.; 23 cm
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 1.000
Ya

Pengarang

Henri Shalahuddin
Perorangan
 
 

Penerbit

Unida Gontor Press
Jakarta
2022

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini