1 menit sebelum bom itu meledak.
Saat dihadapkan antara hidup dan mati, manusia biasanya mengingat kenangan tentang orang yang dicintainya. Pikiran Caka melayang mengingat pertemuan pertamanya dengan Dara, wanita yang dicintainya. Pertemuan konyol saat SMA, yang mengawali kisah cinta mereka.
30 detik sebelum bom meledak.
Caka teringat percakapan terakhirnya dengan Yohan. “Jika suatu saat nanti Dara lebih memilih saya dan meninggalkan Anda, apa Anda akan terima?” tanya Yohan.
“Jika memang itu yang Dara inginkan, jika itu yang terbaik untuk dia, lantas mengapa tidak?” balas Caka. Ia menyeringai. Apakah itu akan benar-benar terjadi? Setidaknya jika ia pergi, Dara tidak akan kesepian.
Caka memejamkan matanya. Dalam hatinya ia berkata, ibu negara maaf, ia sangat menyayanginya.
00:00. Waktu habis.
Bagai satelit, hidup Caka hanya berputar di sekitar Dara, ibu negaranya, panggilan sayangnya pada Dara sejak SMA. Namun, terlahir di keluarga Baratayuda, membuat Caka mau tidak mau harus menuruti keinginan ayahnya untuk menjadi tentara. Dan merelakan keinginannya untuk berkuliah di universitas yang sama dengan Dara. Sampai akhirnya ia harus berhadapan dengan Zidan, penjahat paling tampan dan licik. Dan kini Caka dihadapkan dengan pilihan sulit, menyelamatkan wanita yang dicintainya atau negara?
Menggunakan nama pena, Staff Kumpala, tetapi bernama asli Icha Widiya Pranata. Sering kali dipanggil dengan sebutan, kak Icha, teh Icha, mba Icha, Icol, ibu pimpinan, ibu negara, bahkan kepala pemerintahan. Seseorang yang menjadi pengagum dari NCT, semenjak lama. Penyuka makanan cakwe. Serta hobinya yang paling menantang, mengajak Paripala untuk senam jantung agar peredaran darah jauh lebih lancar dari sebelumnya.