Mahasiswa perantau merupakan golongan mahasiswa yang tidak dibatasi oleh ruang lingkup jarak baik dalam arti yang sesungguhnya maupun jarak dalam artian perbedaan latar belakang budaya. Mereka merupakan individu yang asing dengan lingkungan kebudayaan di sekitar kampus. Banyak mahasiswa perantau yang kaget budaya ketika tiba di Telkom University, terlebih bagi mahasiswa baru. Kondisi ini secara psikologis dipengaruhi oleh jauhnhya jarak dari daerah asal dan jauh dari kerabat serta keluarga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan paradigma interpretatif. Subjek penelitian terdiri dari subjek primer yang terdiri dari mahasiswa Telkom University asal semarang dan subjek sekunder yang merupakan subjek tambahan berupa penelitian terhadulu atau literatur yang berkaitan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses adaptasi yang dialami olehmahasiswa baru asal Semarang disebabkan oleh perbedaan rasa manis yang sangat khas dan mendominasi di daerah asalnya sedangkan tren kuliner Sunda Bandung condong ke arah rasa asin. Begitupun hasil yang terbentuk dari proses adaptasi pada mahasiswa asal Semarang berdasarkan lima tahap adaptasi budaya, menunjukkan bahwa pengalaman setiap siswa pada setiap tahap berbeda-beda lalu kedua Bahasa, cita rasa makanan, keamanan kota, kondisi geografis, gaya sosial, dan pikiran negatif adalah beberapa variabel yang menyebabkan culture shock. Banyak tantangan yang dialami oleh mahasiswa baru asal Semarang itu sendiri. Alhasil, mereka harus bisa menyesuaikan diri dengan menjaga hubungan baik dengan keluarganya, berinteraksi dengan masyarakat sekitar baik kampus maupun lingkungan kos agar bisa belajar dan mengerti bahasa setempat, serta terbuka dan menerima segala perbedaan yang terjadi.
Kata Kunci : Mahasiswa Baru, Culture Shock, Adaptasi