Pada penelitian ini penulis akan menganalisa pembangunan Fiber To The Home berteknologi GPON yang berbasis PON berbasis point to multipoint yang menggunakan mekanisme dual splitting melalui passive splitter 1:4 pada ODC dan passive splitter 1:8 pada ODP dan melakukan perhitungan power link budget downstream dan power link budget upstream dari data yang telah didapatkan yang bertujuan untuk mengetahui batasan maksimal dan minimal daya terima pada ODP yang diperbolehkan pada pembangunan Fiber To The Home berdasarkan standar ITU-T. Penelitian ini dilakukan karena banyaknya teknisi yang belum mengetahui tentang batasan standar daya terima pada ODP yang layak dan juga pembangunan Fiber To The Home yang tidak sesuai dengan standar baik dalam hal penyambungan core optik maupun penempatan kabel optik yang berantakan sehingga menimbulkan tingginya daya terima pada ODP yang berdampak pada kecepatan internet yang lambat. Pada penelitian ini, penulis akan melakukan analisa mekanisme kerja dual splitting dan melakukan pengukuran daya terima menggunakan Optical Power Meter (OPM) pada OLT dan ODP, hasil dari pengukuran digunakan untuk menghitung power link budget. Setelah mengetaui mekanisme kerja dual splitting, dilanjutkan melakukan analisa dari hasil perhitungan power link budget, kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh ITU-T. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa daya terima pada ODP yang paling jauh yaitu -19 dBm serta dapat dinyatakan layak dan sesuai dengan standar ITU-T, karena daya terima masih dibawah -8 dBm dan dan diatas -27 dBm