Kebutuhan informasi yang berupa catatan-catatan perjalanan, pergulatan dengan dinamika seni tradisi menjadi seni temurun (meminjam istilah yang dipetik dari pendapat Sudjoko, seorang guru besar FSRD ITB). Istilah ini yang akan dipakai, karena memiliki makna yang Iebih dalam yang terkait dengan sifat informasi manusia yang selalu membutuhkan informasi yang Iebih kaya dan Iebih luas. Tinggalan budaya dapat berupa catatan tulisan dan foto dokumentasi yang memberikan banyak informasi bagi manusia yang terkait dengan konsep RWP (Ruang-Waktu-Peristiwa). Masuk akal kalau ungkapan Sunda "Miindung ka waktu, Mibapa ka zaman" (beribu pada waktu-berbapa pada zaman) artinya mengikuti perkembangan waktu dan zaman. Penting dianggap sebagai bentuk kesadaran yang terus dikembangkan terus menerus, seperti bola salju (snowball) semakin lama semakin besar. Banyak yang terjadi di masa lalu untuk menuju masa depan. Semoga seni temurun kit-selalu menjadi inspirasi yang tak pernah mati.