Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Apa saja sebenarnya yang dibutuhkan manusia sebagai makhluk sosial untuk berinteraksi kepada manusia lain? Salah satunya yaitu manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi pada praktiknya membutuhkan bicara dan untuk yang lebih cakap lagi bisa disebut dengan debat. Berbicara dan debat memang terkesan sangat mudah. Tapi apakah dalam prakteknya terkesan semudah itu? Faktanya banyak sekali orang yang gagal dalam berbicara. Tidak hanya sekedar membuka mulut dan mengeluarkan kata-kata tapi harus mengusahakan untuk memproduksi kata-kata yang baik, berwibawa, bermanfaat, mencerdaskan, membanggakan, menenangkan, dan menyejukkan hati lawan bicara.
Kata-kata menunjukkan kualitas diri kita, maka sudah sewajarnya bila kita lebih berhati-hati dalam berbicara. Berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Jangan sampai kata-kata yang keluar dari mulut kita justru menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang tidak berkualitas, tidak berwibawa bahkan tidak berpendidikan. Apalagi tentang adab dalam berdebat. Perdebatan bukan hanya sekedar adu mulut. Siapa yang kuat maka dialah yang menang. Buka adu otot, tapi adu bukti. Bukti seperti apa? Yaitu bukti yang memiliki dan bisa memaparkan bukti dengan baik sehingga orang menyadari bahwa apa yang diyakinkan belum tentu benar. Dengan kata lain kegiatan berbicara dan berdebat merupakan keahlian yang bisa di asah menjadi suatu kemampuan berkomunikasi yang biasa disebut Public Speaking.