Meningkatnya penjualan di bidang otomotif setiap tahunnya, memaksa perusahaan pendukung dalam menunjang kegiatan produksinya. Meningkatnya produktifitas, maka meningkat juga risiko-risiko yang muncul dan memberikan dampak negatif terhadap perusahaan, salah satunya adalah perusahaan percetakan karet, sebegai perusahaan pendukung. Salah satu lingkup yang sangat rentan oleh risiko ialah lingkup supply chain. Kompleksitas dari struktur supply chain yang melibatkan banyak pihak sangat rentan munculnya risiko dan menjadi tantangan dalam mengelolanya. Maka dari itu, pengelolaan risiko, tindakan proaktif dan monitoring pada supply chain sangatlah diperlukan untuk meminimasi kerugian yang akan terjadi. Model yang cocok dalam menanggulangi masalah ini ialah House of Risk (HOR). Model HOR terbagi menjadi dua tahapan. HOR1 digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peringkat setiap risk agent yang teridentifikasi. HOR2 digunakan untuk memprioritaskan tindakan proaktif yang harus diaplikasikan oleh perusahaan dengan risk agent yang terpilih pada HOR1. Dalam kasus ini, terdapat 15 risk agent teridentifikasi dan 8 tindakan proaktif yang diprioritaskan dalam melakukan manajemen risiko. Selain itu, sistem monitoring sangat dibutuhkan dalam mendapatkan informasi risiko secara up to date. Kata Kunci: risk management, supply chain, manufacturing, house of risk, proactive actions