AMPAH adalah salah sebuah masalah dalam kehidupan manusia
yang pemecahannya tak pernah menemukan kata akhir. Silih
berganti masalah sampah datang dan pergi. Tapi, solusi komprehensif
atas berbagai permasalahan sampah itu belum juga berhasil ditemui.
Sampai kini.
Alhasil, pertanyaan pun akhirnya bermuara pada, "Bagaimana
cara menangani, mengelola, dan mengolah sampah yang efektif dan
efisien agar berbagai barang sisa pakai keperluan manusia itu tak lagi
tertinggal menjadi cerita mengganggu nan menyebalkan?"
Jawaban dari pertanyaan yang acapkali menghantui banyak
kalangan itu juga yang sejatinya dicari dan diupayakan Telkom
University (Tel-U) sejak kampus berbasis Information and Communication
Technology (ICT) ini berdiri tahun 2013. Berbagai daya dilancarkan.
Pelbagai upaya dilakukan. Demi membebaskan Tel-U dari timbunan
sampah dan segala permasalahan yang menyertainya.
Jelas bukan perkara gampang mengurai benang karut marut
masalah sampah yang dihasilkan Tel-U, yang berdiri di atas lahan
puluhan hektar serta memiliki puluhan ribu civitas academica.
Tapi, dengan mengerahkan semua daya maupun upaya dibarengi
konsistensi dan kompetensi dalam menangani, mengelola, serta
mengolah sampah, Tel-U akhirnya mampu "memenangkan
pertempuran melawan sampah" itu.
Buahnya bukan hanya sekadar bisa mengubah sampah
menjadi limbah yang memiliki nilai tambah, namun Tel-U pun
dapat menciptakan lingkungan kampus yang hijau, asri, dan
lestari. Malahan lebih jauh lagi, Tel-U mampu meraih prestasi
dalam skala nasional hingga internasional berkat kerja keras
dan kerja cerdasnya mengelola lingkungan sekitar kampus.
Termasuk di antaranya upaya mengelola dan mengolah sampah
selama ini.