(Quarter) Life Crisis. Satu keadaan yang kerap muncul dalam berbagai diskusi dan pembahasan. Wujudnya bisa beragam: Galau. Resah. Depresi. Meragukan diri sendiri. Merasa terperangkap dalam hidup. Tidak ada pergerakan, apalagi pertumbuhan. Keseharian berlalu secara rutin tanpa arti dan makna.
Krisis adalah keadaan, bukan ketetapan. Semua manusia pasti pernah, masih, dan akan terus mengalaminya. Tidak terelakkan. Tidak terhindarkan. Mutlak perlu dihadapi. Karena inilah esensi kehidupan. Permasalahan bukan terletak pada krisis yang dihadapi, namun pada cara pandang akan krisis tersebut. Di dalamnya bukan saja terdapat ancaman, namun juga kesempatan. Dan bukan saja kekhawatiran, namun juga harapan.
Buku kedua dari tujuh seri Your Job is Not Your Career ini mengulas momen-momen krisis dalam kehidupan. Apakah itu quarter life crisis, midlife crisis, atau segala bentuk krisis lain. Bagaimana mengenali dan mengakuinya? Bagaimana menata cara pandang dan berproses dalam krisis? Serta bagaimana menjadikan krisis sebagai alat untuk bertumbuh kembang (growth) menjadi diri yang lebih mawas, welas, dan ikhlas (self transformation).
Lantas apa indikator berhasil melalui krisis? Jawabannya bukan pada status simbol yang secara klise kerap dipertontonkan. Bukan pada jabatan mentereng, kekayaan melimpah atau popularitas menjulang. Bukan itu semua. Krisis tidak berguna apabila dibaliknya justru muncul pribadi yang arogan atau penuh ketakutan.
Jadi apa, dong? Keberhasilan melalui krisis adalah kesiapan melalui krisis selanjutnya. Dan meyakininya sebagai ajakan lembut dari Allah Sang Maha Pengatur agar diri senantiasa kembali pada jalan-Nya yang lurus hingga akhir terbaik di dunia ini. Bagaimana caranya? Baca buku ini. Ulas bersama orang-orang tepercaya. Carpe diem.