Ketika negerinya menghadapi masa penuh penderitaan, seniman Masuji Ono membaktikan seninya tidak hanya untuk merayakan keindahan material. la berkarya untuk mendukung gerakan imperialis yang membawa Jepang memasuki Perang Dunia II. Sekarang, ketika Ono yang telah menua berjuang melewati masa paska peperangan, ia melarikan diri ke dalam kenangan masa muda dan "dunia di atas awan" —dunia malam yang penuh kenikmatan, hiburan, dan alkohol. Dicela masyarakat karena kekalahan negerinya dan dicaci karena pilihan estetika masa lalunya, Ono mengenang kembali sejarah hidupnya yang menjadikan ia pahlawan dan pengecut, tapi lebih daripada segalanya: manusia.