Laporan keuangan digunakan sebagai alat komunikasi antara pihak manajemen dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial dari Fraud Hexagon Theory yang tiap faktornya diproksikan oleh external pressure, nature of industry, change in auditor, change in director, frekuensi jumlah foto CEO dan kerja sama dengan pemerintah terhadap kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial statement) pada perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2021.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2021. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan purposive sampling sehingga diperoleh sebanyak 72 sampel dari 9 perusahaan sub sektor farmasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik dan menggunakan software SPSS 26.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan faktor-faktor fraud hexagon theory yang diproksikan oleh external pressure, nature of industry, change in auditor, change in director, frekuensi jumlah foto CEO dan kerja sama dengan pemerintah berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Lalu secara parsial variabel kapabilitas yang diproksikan oleh change in director menunjukkan hasil berpengaruh secara positif. Sedangkan pada variabel external pressure, nature of industry, change in auditor, frekuensi jumlah foto CEO dan kerja sama dengan pemerintah menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan maka diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan objek penelitian atau sampel penelitian yang lebih beragam dan menggunakan proksi lain yang dapat digunakan sehingga dapat mengetahui pengaruh yang diberikan Fraud Hexagon Theory terhadap kecurangan laporan keuangan.
Kata Kunci: kecurangan laporan keuangan, fraud hexagon theory, f-score