Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia memiliki harapan yang besar pada hasil pemungutan pajak. Namun dengan self-assessment
system yang diterapkan oleh pemerintah membuka pintu peluang bagi para oknum untuk melakukan kecurangan. Selain itu perbedaan regulasi dan kelemahan yang
dimiliki tiap regulasi menjadi celah bagi perusahaan untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayar. Upaya perusahaan sebagai wajib pajak dalam mengurangi beban pajak dengan memanfaatkan celah pada regulasi dikenal dengan upaya penghindaran pajak (tax avoidance).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh diversitas gender, proporsi dewan komisaris independen, kemampuan manajerial, dan
ukuran perusahaan terhadap terjadinya upaya penghindaran pajak (tax avoidance) pada perusahaan sektor barang konsumen primer periode 2015-2021.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif. Sampel yang diuji pada penelitian ini diperoleh melalui metode purposive sampling. Dari
metode tersebut diperoleh 70 data observasi yang berasal dari 10 sampel perusahaan, tetapi terdapat 15 data pencilan sehingga analisis dilakukan pada 55 data observasi. Jenis data yang digunakan ialah data sekunder melalui laporan keuangan perusahaan pada periode 2015-2021. Data kemudian diolah dengan analisis regresi data panel menggunakan software Eviews.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diversitas gender, proporsi dewan komisaris independen, kemampuan manajerial, dan ukuran perusahaan berpengaruh
secara simultan terhadap tax avoidance. Secara parsial variabel diversitas gender dan proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, sementara variabel kemampuan manajerial dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyarankan secara teoritis kepada peneliti selanjutnya agar menyesuaikan kembali dalam hal pemilihan komponen input dan output pada model DEA berdasarkan karakteristik dari perusahaan tersebut. Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan indikator lain dalam mengukur variabel pada penelitian ini serta memperluas cakupan penelitian baik secara periodik maupun objek pemilihan sampel. Selain itu disarankan pula untuk meneliti kembali pengaruh dari diversitas gender dan proporsi dewan komisaris independen terhadap upaya tax avoidance. Rekomendasi secara praktis penulis berikan kepada manajerial perusahaan,
pemerintah, dan investor agar dapat mempertimbangkan pengaruh dari kemampuan manajerial, dan ukuran perusahaan terhadap upaya tax avoidance sehingga mampu mengambil keputusan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di Indonesia dan mampu menyusun kebijakan yang terbaik bagi seluruh pihak terkait.