Pesantren adalah khazanah unik milik bangsa Indonesia. Dari rahim pesantren, lahir pemikir dan penggerak kemajuan bangsa, seperti Hadhratusyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, KH. A. Wahab Hasbullah, KH. A. Wahid Hasyim, KH. MA. Sahal Mahfudh, KH. Maimoen Zubair, KH. A. Mustofa Bisri, KH. Afifuddin Muhajir, KH. Bahauddin Nursalim, atau KH. Ulil Abshar-Abdalla. Pesantren mampu melahirkan tokoh-tokoh besar bangsa karena di dalam pesantren, terdapat dua jihad besar, yakni jihad keilmuan dan jihad kebangsaan. Jihad keilmuan yang dilakukan dengan mendidik dan mengajari para santri berbagai macam ilmu. Jihad kebangsaan dilakukan oleh pesantren dengan aktif mendidik, membela, dan memberdayakan masyarakat.
Jihad keilmuan dan kebangsaan merupakan legacy pesantren yang mesti terus diperjuangkan oleh generasi penerus karena merupakan visi dan platform utamanya, supaya eksistensi pesantren senantiasa memberikan kemanfaatan besar bagi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara dalam segala aspek kehidupan. Pendekatan Islam ala pesantren, yakni Islam wasathi, memperoleh apresiasi dari para ulama di dunia Islam. Bahkan, Grand Syaikh Al-Azhar, Ahmad Muhammad ath-Thoyyib, berharap agar dunia mengadopsi pendekatan Islam model pesantren. Dalam konteks demikianlah buku ini hadir untuk menjelaskan dan memberikan kerangka serta model dari dua jihad pesantren tersebut.