Dewa dan Ra adalah busur dan anak panah. Keduanya memiliki bidikan yang sama, semuah titk bernama istana cinta. Namun, arah angin mengubah Dewa.
Sebagai unsur, dia memilih sasarannya sendiri dan membiarkan anak panah meleset tanpa daya.
Sebagai laki-laki pengagum mitilogi, Zhongwen ibarat kesatria tanpa kuda. Sikapnya santun dan peranginya gagah, tapi untuk mencari tuhan sekaligus menemukan Asma, anak panah yang sanggup meruntuhkan tembok besar membentengi hatinya.
Dan di manakah Ra ketika dalam keagamaan Asma menelusuri Tembok China, menjejakkan kaki di pemakaman prajurit terakota dan mejelajahi dunia dongeng si cantik Ashima dari Yunnan?
Dua nama, satu cinta. Ra yang mencampakkan dewa. Sama yang berujung melupakan lelaki berahang kukuh yang diam-diam memujanya. Bersama,mereka mencoba menaklukkan takdir yang datang menyapa.