Takdir telah mempertemukan kami, seorang manusia biasa dengan lima anak kecil yang pernah menjalin hubungan lebih dari sekedar persahabatan. Darah kami berbeda, langkah kami tak sama, namun sebuah benang telah mengingat hati kami menjadi tak terpisahkan.
aku merasa persahabatan aneh antara aku dengan mereka kian rumit. Terlalu banyak perasaan yang terlibat di dalamnya. Seharusnya, aku tak perlu mengurusi hal seperti ini, karena masih banyak maslah realistis yang perlu kuselesaikan. Ingin rasanya berani bicara, “Tempat kalian bukan disini pulanglah ketempat yang seharusnya, dimana kalian. Ta[i aku tahi harusnya menjawab saat mereka bertanya, “ Kami harus pergi kemana??”.