Pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi keberlanjutan ruang fiskal pemerintah negara-negara di kawasan ASEAN. Penurunan realisasi penerimaan negara dan kenaikan kebutuhan belanja yang besar untuk penanganan krisis membuat pemerintah Indonesia mengambil opsi kebijakan fiskal countercyclical yang berimplikasi pada defisit anggaran yang melebar dan ruang fiskal yang menyempit. Pembiayaan berkelanjutan merupakan salah satu langkah pemerintah untuk menutup defisit anggaran dan mendorong pemulihan ekonomi Indonesia. Penerbitan beberapa instrumen pembiayaan berkelanjutan berlandaskan aspek environmental, social, governance (ESGI dan kebijakan struktural serta penganggaran yang tepat dan strategis adalah respons pemerintah terhadap peningkatan kebutuhan pembangunan, baik untuk penanganan dampak pandemi Covid-19 saat ini maupun pencapaian Sustainable Development Goals ISDGs) 2030 dalam jangka menengah dan panjang. Dalam buku ini, para peneliti di Badan Kebijakan Fiskal memaparkan gagasan mereka dan mengkaji pengalaman Indonesia terkini mengenai isu pembiayaan berkelanjutan yang telah menjadi bahasan utama dalam berbagai forum kerja sama ekonomi dan keuangan yang dibangun Indonesia bersama negara mitra. Hasil pemikiran dan kajian para penulis tersebut tidak hanya bermanfaat sebagai pemantik diskusi lebih lanjut, tetapi juga sebagai referensi bagi para pemangku kepentingan dalam penyusunan rekomendasi evidence-based policy dan sarana pembelajaran bagi generasi yang akan datang.