Semua berawal dari hobiku melantunkan ayat-ayat Allah, berselawat kepada Baginda Rasulullah, hingga bergabung dalam kelompok peselawat tersohor seantero tanah jawa.
Baik aku ataupun keluarga, tak ada yang pernah menyangka kehadiranku sebagai santri milenial yang cinta selawat bisa menarik perhatian banyak umat.
Niatku sangat sederhana ketika mulai tertarik untuk lebih mendalami dunia selawatan; ingin mendekatkan diri dengan para ulama, serta jiwa dan raga tercium wangi syurga.
Namun seiring berjalannya waktu, aku semakin teguh pendirian dalam menekuni jalan dakwah yang kupilih, berdiri kokoh di atas kehendak hati, bukan atas kehendak orang lain; sebuah tekad bulat untuk berdakwah di jalan Allah sampai akhir hayat.
“Aku bukan siapa-siapa. Hanya manusia biasa, yang memuja nama Allah dan mencintai Baginda Rasulullah. Jika ibadahku belum sempurna, paling tidak jalan dakwah yang kutempuh bisa bermanfaat bagi seluruh umat.”