Perkiraan daerah potensi sumber PM2.5¬ jarak jauh yang sampai ke Kota Bandung telah dibuat pada penelitian ini. Digunakan data konsentrasi PM2.5 dari stasiun ukur Gedung Tokong Nanas Universitas Telkom dan backward trajectory pada periode 1 Maret 2019 – 29 Februari 2020. Analisis dilakukan dengan membagi periode tersebut sesuai dengan siklus musim di Indonesia. Data konsentrasi PM2.5 menunjukkan konsentrasi tertinggi secara berurut tercatat pada musim hujan (November – Februari) dan peralihan 2 (Maret – Mei), peralihan 1 (September – November) dan kemarau (Mei – Agustus). Sedangkan analisis backward trajectory menunjukkan alur transportasi PM2.5 jarak jauh datang dari arah tenggara melewati Samudra Hidia dan arah barat hingga barat laut melewati daerah Sumatera Selatan, Banten, dan DKI Jakarta. Berdasarkan hasil PSCF, daerah potensi sumber PM2.5 jarak jauh berasal dari Samudra Hindia pada musim kemarau, hujan, dan kedua masa peralihan serta DKI Jakarta dan Laut Jawa pada masa peralihan 1 dan musim hujan. Kalkulasi concentration-weight trajectory (CWT) menunjukkan hasil serupa dengan daerah Samudera Hindia sebagai daerah dengan kontribusi tertinggi pada musim kemarau, masa peralihan 2 dan musim hujan sedangkan DKI Jakarta dan Laut jawa merupakan daerah dengan kontribusi tertinggi pada masa peralihan 1. Mayoritas polutan jarak jauh berasal dari lautan yang kemungkinan disebabkan oleh aerosol garam dan transportasi laut.
Kata kunci : PM2.5, transportasi polutan jarak jauh, backward trajectory, PSCF.