Pada tahun 1876, bagian barat Amerika diguncang peperangan. Bukan hanya antara tentara kulit putih dengan indian, antarsuku Indian, tapi juga antara dua ahli paleontologi ternama. Tim ekspedisi Othniel Charles Marsh dan Edwin Drinker Cope memburu fosil sambil saling mengawasi, menipu, dan menyabotase.
William Johnson terjebak dalam kekacauan itu. Awalnya ia bergabung dengan tim Marsh. Karena dicurigai sebagai mata-mata, Marsh diam-diam meninggalkan Johnson sendirian di Cheyenne. Johnson pun terlunta-lunta mencari jalan pulang ke Philadelphia.
Namun, saat akhirnya malah benar-benar bergabung dengan tim Cope, Johnson tak menyangka akan menjadi bagian dari penemuan bersejarah. Gigi-gigi berumur jutaan tahun lalu itu begitu besar, seakan tumbuh dalam mulut seekor naga. Ekspedisi mereka pun semakin menggairahkan. Mereka berusaha menggali fosil sebanyak mungkin ditemani ketakutan akan teror dari tim musuh dan suku indian.
Demi mengantarkan fosil-fosil tersebut ke dunia ilmu pengetahuan, Johnson dipaksa untuk bersikap keras. Ketangguhannya semakin teruji saat bahaya mengintai dari pihak-pihak yang mencurigai isi peti miliknya bukan sekadar tulang.