Pembangkit Listrik Hybrid yang memanfaatkan EBT (Energi Baru dan Terbarukan) memiliki permasalahan pada kestabilan daya keluaran. Hal ini diakibatkan oleh sifat dari EBT yang intermittent. Sehingga komposisi pembangkit hybrid perlu diperhatikan. Komposisi PLTD, PLTS dan Baterai yang optimal tersebut harus diuji Kestabilan Frekuensi untuk mengetahui keandalan dari Pembangkit Hybrid ini. Pada penelitian ini dibuat pemodelan Pembangkit Listrik Hybrid PLTD PLTS dan Baterai menggunakan konfigurasi pembangkit yang sesuai dengan kondisi Pulau Tunda yang di optimasi secara biaya dengan pertimbangan bahan bakar, biaya perawatan serta LCOE (Levelized Cost of Energy) menggunakan software Homer Energy, kemudian dilakukan pengujian dan analisis kestabilan sistem disaat intermittensi yang menyebabkan turunnya radiasi matahari dari 100% menjadi 25% menggunakan software DigSilent Power Factory. Sehingga hasil dari penelitian ini dapat diketahui sistem yang optimal dari segi biaya serta kestabilan frekkuensi sistem disaat terjadi intermittensi. Sehingga dari hasil penelitian ini dapat diketahui apakah Pembangkit Listrik Hybrid ini sesuai dengan Grid Code kelistrikan di Indonesia dalam Permen ESDM no 20 tahun 2020.