Semakin berkembangnya teknologi informasi pada masa ini, menjadikan
Internet sebagai salah satu kebutuhan dalam pertukaran informasi digital. Salah
satunya pada bidang Telemedicine. Telemedicine memanfaatkan kemajuan
teknologi telekomunikasi yang digunakan untuk pertukaran informasi kesehatan
dan memberikan pelayanan kesehatan tanpa memandang batas geografis dan
waktu. Pada konsep Telemedicine seluruh data citra medis hasil diagnosis dan data
pasien seluruhnya memanfaatkan internet untuk transmisi informasi kesehatan.
Pada tugas akhir ini akan dilakukan analisis bagaimana pengaruh jenis layer
yang digunakan pada DCT, blok DCT, nilai faktor skala SVD terhadap
performansi watermarking. Parameter yang digunakan adalah Peak Signal to
Noise Ratio (PSNR), Mean Square Error (MSE), Bit Error Rate (BER). Skenario
pengujian termasuk skema serangan berupa berupa Salt and Paper, Gaussian Blur
and rescaling. Berdasarkan paper IEEE yang berjudul A Study of DWT and SVD
based Watermarking Algorithms for Patient Privacy in Medical Images (2013),
dalam paper tersebut penulis menggunakan metode DWT yang memiliki kelebihan
pada waktu komputasi dan imperceptibility sedangkan SVD memiliki kelebihan
pada robustness dan kapasitas data yang disisipkan. Sedangkan dalam tugas akhir
ini ingin menjelaskan bahwa DCT memiliki kelebihan yang mungkin tidak
dimiliki oleh DWT.
Kesimpulan pada tugas akhir ini bahwa untuk menghasilkan citra
watermarked terbaik menggunakan sub band frekuensi middle dengan scaling
factor SVD sebesar 0.1 dikarenakan citra mudah rusak jika diberi sub band
frekuensi rendah, sedangkan jika diberikan sub band frekuensi tinggi maka
watermark dapat hilang oleh proses kuantisasi.
Kata kunci: non-blind watermarking, discrete cosine transform, singular
value decomposition, RSA