Gelombang digitalisasi dan penetrasi internet di Indonesia telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dengan adanya arus digitalisasi yang pesat, telah mempengaruhi pola interaksi ekonomi yang menuntut layanan keuangan serba mobile, cepat, mudah dan aman. Internet dan smartphone telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan akan diprediksi untuk terus bertumbuh. Data menunjukkan bahwa pengguna internet mayoritas mengakses lewat ponselnya. Industri perbankan melalui Mobile Banking menawarkan layanan yang diharapkan menjadi solusi nasabahnya. Namun menurut Bank Indonesia, transformasi digital industri perbankan di Indonesia masih tertinggal.
Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, persentase penduduk dalam menggunakan internet, dan nilai produk domestik regional bruto, Kota Surabaya memiliki hal tesebut dengan rata-rata tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada masyarakat Kota Surabaya dalam mengadopsi layanan Mobile Banking dengan pendekatan UTAUT yang dimodifikasi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 304 responden yang merupakan pengguna Mobile Banking. Pengumpulan responden menggunakan teknik sampling non-probabilitas, yaitu kuota sampling. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah PLS-SEM dengan software WarpPLS 7.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh kepada Behavioral Intention adalah Performance Expectancy, Effort Expectancy, Facilitating Condition Perceived Risk, Power Distance dan Use Behavior dipengaruhi oleh faktor Behavioral Intention. Faktor culture yaitu Masculinity/feminity mempengaruhi Effort Expectancy dan Power Distance mempengaruhi Behavioral Intention.
Kata kunci: Mobile Banking, UTAUT modifikasi, Budaya, Surabaya, Warpls 0.7