Indonesia sedang darurat diskriminasi berbasis gender yang selalu meningkat pada tiap tahunnya, terutama pada kasus marginalisasi, kekerasan, hingga pelecehan seksual. Cara perpakaian selalu menjadi dasar terjadinya diskriminasi gender di masyarakat, yang menimbulkan adanya rape culture atau pola pikir masyarakat yang masih menyepelekan kasus-kasus pelecehan seksual. Masyarakat cenderung menyalahkan korban dari cara berpakaiannya (blaming victim) yang dianggap menjadi penyebab terjadinya dikriminasi gender. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap gender, identitas gender, keberagaman gender dan juga minimnya sifat toleransi masyarakat terhadap kebebasan berekspresi dalam cara berpakaian. Berdasarakan permasalahan ini diperlukan adanya media informasi untuk mengurangi kasus diskriminasi gender yang di latar belakangi oleh cara berpakaian mayarakat. Penulis sebagai Desainer Produksi ingin menyampaikan topik melalui karya berbentuk film fesyen. Pada perancangan karya ini, Penulis menggunakan metode kualitatif, begitu pula dengan pendekatan analisis psikologi sosial dan ilmu estetika untuk memahami keterkaitan fenomena yang diteliti dengan perancangan desain produksi. Perancangan desain produksi pada film fesyen ini bertujuan untuk mengkampanyekan kesetaraan gender dan pentingnya toleransi kepada masyarakat.