Sejumlah pengamat atau Islamicist memberikan komentar positif tentang perkembangan islam di Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia. Fazlur Rahman (alm), misalnya, setelah berkunjung ke Indonesia, menyatakan optimismenya terhadap perkembangan Islam di kawasan ini. Bahkan, ia memprediksi bahwa "kebangkitan islam " terjadi bukan di kawasan lain, tetapi di asia tenggara. Apresiasi senada juga dikemukakan John L. Esposito serta Bruce Lawrence yang beberapa kali berkunjung ke Indonesia dan malaysia.
Apresiasi tersebut, tampaknya, bukan sekedar Flattering (ungkapan basa-basi) yang lazim diucapkan para pengamat. Optimisme itu muncul setelah membandingkan perkembangan dan situasi Islam di kawasan ini dengan wilayah-wilayah lain, khususnya Timur Tengah. Buku ini mencoba mengkaji sejumlah faktor yang terdapat di balik optimisme tersebut memberikan Critical Assesment terhadap gejala "Kebangkitan Islam" di kawasan Asia Tenggara.
Renaissans Islam Asia Tenggara menyajikan sembilan tulisan mengenai topik "Kebangkitan Islam" di Asia Tenggara pada umumnya, yang didasarkan pada pengalaman sejarah wacana dan pasang surut kekuasaan. Islam di Asia Tenggara mempunyai karakteristik yang khas, yang berbeda dengan watak Islam di kawasan lain, khususnya di timur tengah. Karakteristik terpenting Islam di kawasan ini, misalnya, adalah watak yang lebih damai, ramah, dan toleran sebagaimana diakui Thomas W. Arnold, dengan buku klasiknya "The Preaching of Islam". jika pada wilayah-wilayah lain mengalami "Arabisasi" yang cukup intens, sebaliknya, penyebaran islam di Asia Tenggara sering disebut sebagai wilayah muslim yang "The Least Arabicized" atau paling kurang "Arabisasi".
Buku ini sangat penting untuk memahami bagaimana Islam memiliki peran di masa lalu, kini dan pada masa-masa yang akan datang di wilayah Asia Tenggara yang senantiasa menjadi sorotan dunia.