Mendengar istilah "Bimbingan dan Konseling" tersirat kesan umum bahwa individu yang berhubungan dengan petugas tersebut sedang bermasalah. Pendapat yang lebih tepat adalah bahwa dalam konteks pendidikan, seluruh peserta didik mulai dari jenjang yang paling rendah hingga pendidikan tertinggi perlu mendapat bimbingan dan konseling.
Bagi yang cerdas diarahkan sebagai upaya akselerasi. Untuk yang berkemampuan rata-rata dimaksudkan sebagai upaya pengembangan. Sedangkan bagi peserta didik yang kemampuan akademiknya tergolong dibawah rata-rata bimbingan di berikan sebagai perbaikan (kuratif). Dalam pelaksanaannya, bimbingan dan konseling menerapkan beberapa jenis layanan, yaitu: bimbingan pribadi, bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan karier yang dapat berlangsung baik dalam setting keluarga, sekolah, industri maupun dalam masyarakat.
Dari bimbingan tersebut diharapkan peserta didik dapat lebih mengeksplorasi dan mengaktualisasikan potensi dirinya dengan maksimal. Apalagi kurikilum 2004 lebih fokus pada penguasaan peserta didik terhadap bidang tertentu, membuat bimbingan dan konseling semakin terasa urgensinya.