“Sayang, ya, padahal Sofia, kan, pintar. Masa susah dapat kerja?”
“Untung anak saya langsung dapet kerja setelah wisuda, jadi nggak kelamaan nganggur di rumah.”
“Iya, anak saya juga. Walau nggak pintar-pintar amat, tapi rezekinya bagus.”
Sofia percaya lulus kuliah akan membawanya kepada hari-hari baru yang indah: bekerja di perusahaan ternama, punya gaji tetap, dan semakin dekat dengan impian-impiannya. Namun, ternyata perjalanan sebagai fresh grad tak berjalan semulus yang dia bayangkan. Meskipun ijazah sudah di tangan, Sofia tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Wawancara demi wawancara yang Sofia lalui belum ada yang berakhir memuaskan. Bisik-bisik tetangga pun mulai membuat Sofia tidak nyaman. Saat teman-teman seangkatannya satu per satu sudah memasuki kehidupan kantoran, Sofia merasa tertinggal. Ditambah lagi, dia harus menghadapi konflik dengan keluarganya, sahabat-sahabatnya, bahkan dirinya sendiri.
Sofia jadi bertanya-tanya: Apa yang salah dengan dirinya? Apa benar semua pencapaiannya semasa kuliah tidak ada nilainya sama sekali di dunia nyata? Mengapa semua yang Sofia pikir merupakan kunci kesuksesan justru membuatnya merasa tersesat?