Kisah Panji merupakan kisah klasik yang berasal dari Jawa bagian timur, tepatnya antara Kerajaan Kadiri dan Janggala pada abad ke-11. Kisah Panji ini terkenal di banyak tempat di Jawa, bahkan di luar Jawa hingga yang sekarang disebut dengan Thailand. Kisah Panji ini juga menjelma ke dalam sekian bentuk ekspresi, berupa kisah lisan dan drama tradisional yang beredar di kalangan rakyat jelata, menjelma ke dalam bentuk tarian rakyat di pelbagai tempat di Jawa yang sekarang masih ada, menjelma ke dalam relief candi. Kini di tangan Junaedi Setiyono, kisah klasik Panji tersebut menjelma dalam kebudayaan modern, yaitu novel. Kisah pangeran Panji dari Janggala berlatar kisah cinta kepada Dewi Angreini merupakan kisah cinta suci. Timbulnya cinta bukan soal hubungan jenis kelamin belaka atau alasan materi. Lebih dari itu, cinta adalah penyatuan dua jiwa yang tidak tergantikan. Karena itu, pencarian Raden Panji mencari kematian setelah kematian Dewi Angreini, dengan jalan terus-menerus berperang, terlunta, dan mengalami jalan hidup yang tak terduga, adalah pencarian makna kesejatian hidup. Perkawinan dengan Dewi Sekartaji di akhir petualangan Panji, sesungguhnya “buah” dari laku spiritual berupa pertemuan kembali dengan Dewi Angreni dalam badan Dewi Sekartaji