Penggunaan geomembran sebagai media penguapan air laut sudah digunakan
oleh banyak petani garam di Indonesia sejak tahun 2011 dan diklaim oleh banyak
peneliti bahwa penggunaan geomembran sebagai media penguapan pada tambak
garam dapat mempengaruhi kualitas garam yang dihasilkan dan waktu panen petani
garam yang cenderung lebih cepat.
Pada penelitian ini dilakukan perbandingan variasi media penguapan air garam
menggunakan geomembran dan material lain. Penelitian ini menggunakan dua buah
keramik dimana salah satu keramik dilapisi geomembran dan yang satunya lagi
menggunakan material lain seperti plastik LDPE dan juga cat hitam untuk
mengetahui perbandingan pengaruh bahan dan warna dari media penguapan. Selain
itu dilakukan juga perbandingan variasi ketebalan bahan geomembran dan juga
plastik LDPE yang digunakan untuk mengetahui pengaruhnya dalam hal
meningkatkan laju penguapan air garam. Dari hasil penelitian ini dapat
dibandingkan suhu tertinggi dan laju penguapan dari masing masing media yang
digunakan. Dari 10 percobaan yang dilakukan, ada 4 percobaan yang memberikan
hasil suhu tertinggi dan laju penguapan yang lebih baik dibanding geomembran,
yaitu suhu air garam pada keramik hitam, plastik hitam pada keramik hitam, 3 lapis
geomembran, dan 5 lapis geomembran, namun dari ke 4 percobaan tersebut dirasa
kurang efisien jika digunakan oleh petani garam langsung. Selain dari 4 percobaan
tersebut masih tidak lebih baik jika dibandingkan dengan geomembran dalam hal
suhu tertinggi dan laju penguapan yang hasilkan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dari 10 percobaan yang dilakukan, penggunaan geomembran sebagai media
penguapan air garam dinilai masih lebih efisien untuk digunakan oleh petani garam.