Ada banyak hal yang terlewati begitu saja tanpa sempat kita maknai dalam hidup ini. Pemaknaan hidup ternyata tidak hanya butuh keterampilan namun juga keberanian. Keberanian melihat “ke dalam” adalah pelajaran hari pertama sekolah hati. Benar sekolah hati. Di sekolah ini kita bebas tertawa dan menertawai diri sendiri. Jenis tertawa macam apa yang kita sukai itulah salah satu tanda kadar kita sebagai siswa. Tidak hanya sekali persoalan hidup ini terjadi kecuali karena diijinkan oleh hati. Ada benarnya kata guru, “tanyakanlah pada hatimu dulu sebelum bertanya pada gurumu”.
Siapapun kita adalah siswa kehidupan. Persoalannya, di bangku mana kita berada itulah yang kadang kita pura - pura lupa. Siapapun dan apa pun bisa kita jadikan sebagai guru kehidupan. Dari guru yang memang bisa kita “gugu dan tiru”. Dari guru dalam bentuk lain, kita bisa tunggu ilmu barunya yang barangkali lebih hakiki. Persoalannya, dalam menyikapi guru, kita sering terburu-terburu. Kita terburu – buru menolaknya, begitupun sebaliknya. Sekali lagi ada benarnya kata guru, “tengoklah hatimu sebelum menyikapi gurumu”.
Buku Mengelola Hati Menggapai Bisnis yang Selalu Untung – Refleksi Al-Hakim ini mengajak kita untuk meneliti kembali status “kesiswaan kita”. Bagaimanapun kita tak akan bisa lepas dari status itu. Bagaimanapun kita tak akan pernah bisa berhenti jadi siswa sebelum datang panggilan-Nya. Semoga hati ini tetap mampu kita kunjungi sebagai tempat sekolah kita yang paling kita percayai.