Korban Tabrak Lari Hawa Nafsu Sendiri

Aswab Mahasin

Informasi Dasar

21.01.184
297.261
Buku - Circulation (Dapat Dipinjam)
6b

Agama jika dipahami secara mendalam dan komprehensif

akan melahirkan sifat humanis, toleran, dan menghormati

orang lain. Dengan demikian, yang dibangun tidak hanya pemahaman kemajemukan semata, melainkan pemahaman

yang sesuai dengan konteks kekinian, tentu diambil dari ajaran agama yang utuh. Dalam Islam kita diajarkan oleh Allah sebuah penghormatan yang besar untuk menghormati yang lain dari kita, “tidak ada paksaan dalam beragama...”,

“untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku …”, “kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu: maka barangsiapa

yang ingin beriman hendaklah beriman”.

Buku ini dihadirkan atas kegelisahan terhadap kondisi bangsa yang semrawut, khususnya masalah keberagamaan, keindonesiaan, kebudayaan, politik, dan sosial. Rumi mengatakan, “Ini semua bukan manusia, hanya wajah-wajah manusia yang mereka miliki, budak-budak perut, korban-korban hawa nafsu.” Laik dikatakan, petinggi-petinggi, para politisi, dan pendukungnya adalah “korban tabrak lari hawa nafsunya sendiri”. Mereka kehilangan kesadaran yang mabuk kekuasaan. Mereka tidak menyadari ada konsekuensi buruk dari perilaku tersebut, yakni “dis-nilai”, “dis-order”, “dis-harmonisasi”, “dis-organisasi”, dan “dis-integrasi”. Namun, di

sisi lain buku ini pun menghadirkan harapan. Penulis banyak berharap pada dunia pendidikan agar menanamkan nilai-nilai yang mulai terkikis tersebut, baik di pendidikan umum maupun pendidikan pesantren sebagai solusi kebangsaan.

Subjek

PSYCHOLOGY
 

Katalog

Korban Tabrak Lari Hawa Nafsu Sendiri
9786230017483
xvi, 360p.: ill.; 23 cm
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 1.000
Ya

Pengarang

Aswab Mahasin
Perorangan
 
 

Penerbit

Elex Media Komputindo
Jakarta
2020

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini