Penerapan teknologi informasi pada perusahaan selalu dirasa menjadi solusi yang tepat sebagai penggerak perusahaan agar mencapai targetnya. Beberapa penelitian pada dua dekade sebelumnya-pun sudah membuktikan bahwa kinerja dan produktivitas perusahaan meningkat setelah sebuah perusahaan melakukan investasi pada bidang teknologi informasinya. Dalam kasus ini, teknologi informasi akan dirancang dengan matang dan baik oleh PT. Perusahaan Manufaktur agar meningkatkan kinerja seluruh fungsi bisnis dalam perusahaannya. PT. Perusahaan Manufaktur adalah perushaaan industri yang bergerak dalam bidang produk militer dan komersial. Banyak kegiatan pengembangan, perakitan, rekayasa dan perawatan yang dilakukan dalam proses bisnisnya yang diharapkan akan terus mengalami peningkatan di masa depan terutama dalam masalah Pengelolaan Material pada fungsi Bahan Peledak Komersial (Handakkom).
Pengelolaan Material merupakan salah satu core Business Process pada fungsi Handakkom yang berisi tentang pengadaan dan pendistribusian material bahan peledak pada PT. Perusahaan Manufaktur yang kemudian didistribusikan kepada pelanggan mereka. Pada bisnis ini, terjadi permasalahan penting yaitu kurang baiknya teknik forecasting yang dilakukan fungsi Handakkom terhadap material bahan peledak mereka sehingga pada periode sebelumnya fungsi ini menghasilkan deadstock terbanyak di perusahaan serta permintaan pelanggan sering kali tidak dapat dipenuhi. Keadaan ini menjadi dilematis karena dalam melakukan pengadaan barang fungsi Handakkom harus memiliki berbagai jenis izin yang harus dimiliki dan diperbaharui dalam jangka tertentu.
Dengan begini PT. Perusahaan Manufaktur mengharapkan teknologi informasi akan membantunya untuk merancang strategi perusahaan dengan lebih baik. Perencanaan strategi khususnya pada Pengelolaan Material pada fungsi Handakkom menjadi sangat krusial, apalagi fungsi ini menyumbang pemasukan nomer dua terbesar untuk perushaaan. Bentuk strategi teknologi awal yang diharapkan oleh PT. Perushaaan Manufaktur dalam bentuk IT Master Plan. IT Master Plan merupakan rangkaian kebijakan yang mengatur tata kelola perencanaan TI yang dinyatakan secara jelas untuk menjamin keselarasan bisnis dengan TI dengan kurun waktu 3 – 5 tahun. Kebutuhan IT Master Plan sudah tertuang dan dinyatakan dalam peraturan Menteri BUMN RI No. PER-03/MBU/02/2018 tentang perubahan atas peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/2013 tentang panduan penyusunan pengelolaan teknologi informasi BUMN poin 5.2.2 tentang perancangan TI dinyatakan bahwa setiap BUMN diharuskan untuk memiliki IT Master Plan yang berjangka waktu dan di review secara periodik. Dalam perancangannya, IT Master Plan dibentuk dengan bantuan Enterprise Architechture yang merupakan tools yang diunakan untuk mewujudkan keselaran teknologi informasi dan bisnis. Pada penerapannya, Enterprise Architechture menggunakan Framework sebagai dasar untuk penyusunan, salah satunya adalah TOGAF. Dalam TOGAF, komponen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah TOGAF Architecture Development Method (ADM). TOGAF ADN memiliki empat domain inti yaitu bisnis, data, aplikasi dan teknologi. Pada penelitian kali ini fase yang akan digunakan meliputi fase Premilinary, Architecture Vision, Business Architecture, Information System Architecture, Technology Architecture, Opportunities and Solutions dan Migration Planning dengan membandingkan keadaan Existing dan keadaan targeting.
Hasil akhir dari penelitian berupa blueprint dan IT Roadmap yang diharapkan memberikan solusi perbaikan, usulan ataupun pengembangan aplikasi dalam core Business Pengelolaan Material oleh fungsi Handakkom PT. Perusahaan Manufaktur.
Kata kunci: Teknologi Informasi, Pengelolaan Material, Fungsi Handakkom, PT. Perusahaan Manufaktur, Forecasting, IT Master Plan, Enterprise Architechture, TOGAF