Bufferbloat terjadi lantaran adanya malfungsi, kesalahan dalam mekanisme buffer, atau jumlah buffer yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan peningkatan delay pada sebuah jaringan, yang dikarenakan paket tertumpuk pada buffer yang bermasalah. Hal tersebut dapat berdampak pada kehilangan kemampuan congestion-avoidance dalam menjaga jaringan dan juga dapat mempengaruhi reabilitas dan data flow-management paket TCP. Pada penelitian sebelumnya yang membahas tentang bufferbloat, umumnya menyarankan, menentukan jumlah, atau mekanisme buffer dapat menjadi opsi untuk menangani bufferbloat, namun disisi lain tidak ada pengaturan spesifik perihal mekanisme pengiriman maupun pembatasannya sehingga pada buffer tidak ada pembatasan berapa banyak yang masuk. Dalam makalah ini diuji pengaruh penggantian congestion control sebagai pengatur dalam lalu lintas jaringan yang membatasi mekanisme pengiriman packet agar dapat mengurangi penumpukan packet di buffer. Pengujian dilakukan dengan karakter congestion control yang berbeda yaitu loss based CUBIC , delay based LEDBAT, dan bandwidth estimation delay sensitive BBR untuk diujikan pada jaringan yang mengalami permasalahan bufferbloat, tanpa ada ubahan pada mekanisme queue. Berdasarkan skenario pengujian hasilnya adalah penggunaan BBR dapat memberikan hasil optimum yaitu delay yang stabil dan lebih rendah 0,1 detik sampai 0,8 detik dibandingkan CUBIC, serta throughput yang lebih tinggi sampai 50% dibandingkan dengan LEDBAT.