Mobile Ad-Hoc Network (MANET) merupakan jaringan nirkabel yang bersifat sementara yang dapat bekerja tanpa membutuhkan sistem terpusat (self-control), dan tanpa membutuhkan bantuan dari infrastruktur tetap (infrastructure-less). Dalam MANET, setiap node dapat bertindak sebagai host maupun router (self-organizing dan self-configuring) dimana setiap node dapat menyalurkan data ke atau dari node lainnya dalam suatu jaringan dengan cara menyimpan dan meneruskan melalui node penghubungnya. Pemilihan protokol perutean sangat diperlukan untuk menentukan jalur yang spesifik antara pengirim dan penerima serta efisiensi dan efektivitas dalam berkomunikasi terhadap jaringan tersebut. Maka dari itu, diperlukan protokol perutean yang efisien dan efektif terhadap parameter Quality of Service (QoS) pada jaringan MANET terintegrasi dengan infrastruktur Long Term Evolution (LTE).
Hasil simulasi dari ke empat skenario yang telah dibuat, dapat disimpulkan kinerja uji QoS yang digunakan protokol ZRP sangat berpengaruh terhadap perubahan topologi seiring waktu dengan pergerakan node yang menyebabkan menurunnya kinerja dari keseluruhan. Pada seluruh skenario dengan setiap jumlah node yang digunakan protokol ZRP memiliki keunggulan pada uji E2E delay dengan rata – rata 46.268 ms, dan Throughput dengan rata – rata 167.619 Kbps. Sedangkan protokol ZRP memiliki kekurangan terhadap dengan PDR dengan rata – rata 49.75925 % , rata – rata Jitter 41.488 ms, dan rata – rata Normalized Routing Load 25.11856. Mekanisme protokol ZRP mengkombinasikan kelebihan dan kekurangan dari protokol reaktif dan proaktif sehingga protokol ZRP merupakan sebuah protokol hybrid yang memiliki keunggulan terhadap keduanya.
Kata Kunci: MANET, Protokol Perutean, QoS, ZRP, Infrastruktur LTE